Sabtu, 21 November 2015

Foto Berbicara


Pada tanggal 17 November 2015, Fakultas Ilmu Komunikasi Tarumanaga kembali kedatangan dosen tamu pada mata kuliah Kapita Selekta. Dosen tamu kali ini merupakan seorang Freelance Fotografer dan juga merupakan pengajar di LOOK modelling school ,yaitu Bapak Didiet Anindita. 

Di perkuliahan yang singkat ini, beliau banyak berbagi ilmu seputar dunia fotografi serta berbagai pengalamannya dalam dunia fotografi yang ternyata tidak asal jepret saja, melainkan butuh banyak pihak pendukung.
            
Beliau mengajarkan banyak hal diantaranya adalah di dalam menciptakan suatu hasil foto dalam dunia bisnis fotografi diperlukan beberapa material, yaitu

-Photographer
Photographer merupakan kunci utama didalam menciptakan suatu karya fotografi yang indah, tanpa adanya photographer maka sama saja seperti bahan masakan tanpa koki.
-Client
Client merupakan individu atau kelompok orang yang memberikan asupan dana agar maksud dan tujuannya tercapai dalam menampilkan suatu karya
-Pengarah gaya
Pengarah gaya merupakan suatu pekerjaan dimana mengarahkan atau mengatur suatu model atau objek agar dapat sesuai dengan tema yang diminta oleh klien
-Make Up Artis (MUA)
MUA merupakan seseorang yang menata tata rias model sesuai dengan tema yang dinginkan oleh klien
-Wardrobe
Wardrobe merupakan perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan didalam menampilkan suatu karya yang akan dibidik oleh sang photographer.
-Copywriter
-Visual Design

            Berbicara tentang fotografi, terkadang kita, bahkan fotografer profesional menambahkan teks pada foto yang ada untuk menampilkan suatu pesan dibalik foto tersebut. Dengan begitu, orang-orang yang melihat memiliki pandangan atau persepsi yang sama dengan fotografer. Namun, ada juga fotografer yang tidak menggunakan teks sama sekali dalam menampilkan hasil karyanya, karena terkadang 1 foto bisa mewakili ribuan kata. Ia membiarkan fotonya sendiri yang berbicara. Orang yang melihat pun dapat menginterpretasikan makna dari foto itu dengan bebas.

            Dalam ilmu jurnalistik, foto jurnalistik mempunyai kedudukan sebagai berikut :
1.    Foto sebagai pelengkap berita. Foto ini hanya sebagai pelengkap atau ilustrasi dalam tulisan. Dengan demikian, jika foto tersebut tidak dimuat dalam berita tidak mengurangi nilai beritanya.
2.    Foto berbicara dengan sendirinya. Dalam hal ini, kedudukan foto adalah primer, sehingga tanpa tulisan dan teks foto tersebut sudah dapat dimengerti. Biasanya foto primer dapat ditemui dalam foto human interest atau tentang kemasyarakatan.

Contoh dari foto yang dapat berbicara dengan sendirinya adalah seperti di
bawah ini :
                                    

Dari gambar di atas, kita bisa langsung melihat maksud foto tersebut. Tanpa tulisan, kita bisa melihat bagaimana kesedihan salah satu laki-laki korban peperangan yang kehilangan kerabat atau saudaranya. Selain itu, kita juga bisa melihat suasana di sekitarnya yang suram karena hancur dan terbakar.

Baik foto jurnalistik maupun foto artistik memiliki kekuatan tersendiri dalam menceritakan suatu momen yang tersimpan dalam foto tersebut. Selain para expert dalam dunia fotografi, khalayak biasa pun menyukai fotografi karena hal tersebut dapat menyimpan momen dari dulu hingga sekarang. Nilai dari sebuah foto tidak pernah berkurang seiring berjalannya waktu.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar